A.
Identitas
Konseli
Nama : IR
Umur : 20
Jenis
kelamin :Perempuan
status
: Mahasiswa
B. Deskripsi masalah yang dikeluhkan
(profil konseli)
IR adalah salah
satu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sekarang duduk di semester 5,
sebagai salah satu remaja yang normal proses sosialisasi itu wajib di miliki
oleh seseorang, begitu pula dengan IR.
suatu ketika IR bergabung atau mendaftar untuk menjadi sebuah organisasi, IR
tidak meyangka kalau diorganisasi itu ia akan kenal dengan seorang cowok sebut
saja namanya z, waktu semakin berjalan dan IR pun semakin dekat dengan si Z,
suatu ketika Z ingin memutuskan untuk mendaftar CPNS di salah satu pulau di
summatra, ujarnya “q mau fokus dulu untuk mengejar atau menempuh karir, kalau kita jodoh pasti
kita dipertemukan” si IR pun meng iyakan ucapan Z, pada waktu itu
ada seorang cewek F yang juga ngefans pada Z, IR pun tahu hal itu, karena Z
ingin fokus terhadap karirnya maka Z sudah tidak menghubunginya, begitu pula
dengan IR sebagai salah satu cewek, IR mempunyai pandangan bahwa harga diri
saya akan jatuh kalau saya hubungi IR terlebih dahulu.
karena komunikasi yang tidak pernah
mullai bermunculan perasaan perasaan negatif, fikiran yaang negatif pula, tanpa
melakukan klarifikasi terlebih dahulu IR menganggap F adalah biang di balik
hubungan IR dengan Z semakin renggang, IR berfikir bahwa Z tidak mau
menghubungi IR karena sudah ada F yang mampu menggantikan posisi IR di hati Z,
perasaan cemburu dan negatif itu membuat IR benci terhadap F, padahal F adalah salah satu temannya dalam
organisasi, perasaan benci ini membuat rasa profesionalisme dalam organisasi
pecah, IR tidak mau berbicara dengan F, padahal F tidak tahu apa-apa, hal Ini
semakin di perparah dengan IR yang hanya membaca pesan terakhir dari IR,
perasaan kalut dan campur aduk pun muncul di tambah dengan kehadiran F,
menambah panas perasaan dari IR, dan IR pun juga hanya memendam perasaan
negatif itu tanpa mengukapkannya sehingga perasaan benci dan cemburu itu selalu
muncul ketika membayangkan Z, dan pada saat bertemu dengan F.
C. Kerangka kerja teoretik
ellis adalah
salah satu tokoh yang membawa konsep ABCD (konsep REBT) dimana konsep tersebut
menekankan pada cara berfikir klien (B) berikut penjelasaannya
A.
Adalah
peristiwa, atau fakta yang dialami oleh seseorang kalau disini adalah IR yang
di tinggal oleh Z dengan alasan persapan CPNS sehingga komunikasi yang terputus
ditambah dengan hadirnya F
B.
belief,
belief adalah cara berfikir untuk menanggapi respon A, yaitu mengarah ke
irrasional dan rasional, ketika mengarah ke arah irrasional maka konseling pun
dilakukan. dalam kasus ini IR menganggap putusnya komunikasi dengan Z
semata-mata bukan karena Z ingin tes CPNS saja tetapi juga karena kedatangan F.
C.
consequence
adalah akibat dari pola pikir irrasional, disini mengakibatkan IR menyalahkan F
dan membenci F
D.
Disbuting
atau bisa di kenal dengan proses konseling dan proses terapi dari konselor ke
konseli
E.
efect
akibat dari konseling yang di lakukan
F.
feeling
atau perasaan baru yang muncul yang tentunya pola pikir yang rasional bukan
irrasional.
D.
Diagnosis
Permasalahan yang di hadapi oleh IR adalah keinginan IR untuk
selalu berkomunikaasi dengan Z, akan tetapi
Z yang ingin fokus dengan karir sehingga memutuskan komunikasi ditambah
dengan kedatangan F yang menambah buruk keadaan, sehingga menyebabkan IR
mempunyai prasangka buruk terhadap f dan pemikiran buruk terhadap f sehingga
muncul perasaan benci sehingga mengancam terputusnya tali persahabatan dalam
organisasi.
E.
Prognosis
Apabila permasalahan IR tidak segera diselesaikan akan
mengakibatkan IR semakin membenci F yang tidak tau apa-apa tentang hubungan IR
dengan Z, selain itu perasaan dan prasangka yang tidak benar yang di pegang IR
akan membuat IR membenci F di tambah dengan
pola perilaku IR yang memendam masalah yang dialaminya. peran konselor
disini harus mampu mengendalikan fungsi atau cara berfikir IR yang salah,
irrasional belief yang berkembang dlam diri IR membuat tumbuh perasaan-perasaan
negatif di dalam diri IR ( consequence irrasional belief). selain itu konselor
dlam menyelesaikan permasalahan IR yaitu harus terfokus pada kognitif yang nota
bene mempengaruhi perilaku terhadap IR, konselor harus mengajak IR untuk
berfikir positif terhadap fakta atas permasalahan yang dihadapi. konselor dalam
membantu menyelesaikan permasalahan IR dengan tehnik Kognitif dengan cara-cara
sebagai berikut :
1.
memperselisihkan
perasaan irrasional, yang berguna untuk mengurangi kekuatan irrasional pada
diri IR, contoh “mengapa saya harus menghubungi Z terlebih dahulu? saya kan
cewek, masak menghubungi cowok duluankan saya punya harga dir”
2.
penerapan
model ABC dalam doing homework assigment, misalnya dengan menggunakan imaginasi
perasaan “ jika saya melakukan klarifikasi dan bertanya masalah ini kepada
Z, atau menghubungi Z terlebih dahulu harga diri saya sebagai cewek tidak akan
hancur”
3.
mengubah
pola bahasa. klien akan mengalami ketidakberdayaan terhadap masalahnya sendiri
ketika ia menggunakan pola bahaasa yang salah yaitu distorsi negatif yang
digunakan misal. “saya tidak mau bertanya terhadap Z terhadap maslah ini,
karena saya takut kalau Z berfikir yang aneh-aneh terhaadap saya.
selain pendekatan secara teori konseling yang bersifat umum,
didalam islam kekeliruan berfikir atau berprasangka buruk juga di bahas dalam
Al Qur’an surat Al Hujurat ayat 12
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًۭا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ
ٱلظَّنِّ إِثْمٌۭ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ
أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًۭا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ
وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌۭ رَّحِيمٌۭ
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah dari
banyak berprasangka; Sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa, dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan dan keaiban orang, dan janganlah setengah
kamu mengumpat setengahnya yang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang
mengumpat sebahagian yang lain. Adakah di antara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. (Oleh itu, patuhilah
larangan-larangan yang tersebut) dan bertaqwalah kamu kepada Allah;
Sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha Mengasihani.”(Surah Al-Hujurat, 49; Ayat 12)
Orang yang bersikap ‘suuzon’ (bersangka buruk) juga sama dosanya seperti memakan daging saudaranya yang telah
mati. Jauhilah sifat penyakit hati ini karena juga dapat merugikan diri
sendiri. Dengan menuduh orang melakukan perbuatan mungkar tanpa mempunyai bukti
yang kukuh. Malah orang yang bersangka buruk itulah yang diagungkan sebagai
orang yang hebat dan bijak.
dalam hal ini IR telah berfikir buruk karena
berfikir bahwa Z sudah tidak memutus komunikasi dengan IR semata-mata bukan
karena sibuk dan mempersiapkan diri untuk tes CPNS saja tetapi karena kedatngan
F tanpa melakukan klarifikasi masalah.
F.Tujuan konseling
1.
keterbukaan atas pengalaman yang dialami klien.
2.
mengubah pola fikir yang irrasional menjadi rasional sehingga mampu mengarahkan
manusia yang bermartabat
3. menciptakan
perasaan baru dari hasil konseling
F. Hasil layanan yang dicapai
Konseli mengalami perubahan sehingga konseli mampu berfikir positif
terlebih dahulu dan berani melakukan klarifikasi masalah terlebih dahulu,
sehingga konseli tidak lagi mengedepankan asumsi dan pemikiran yang negatif
terhadap peristiwa yang dialami.
Catatan:
EmoticonEmoticon