mengendalikan hawa nafsu

mengendalikan hawa nafsu



Nama             : Nur Wahyudi
Nim                 : 15220057
Makul             : Retorika Dakwah

Kiat-Kiat Mengendendalikan
Hawa Nasfu
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلا أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلا كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلا

Teman-teman yang dirahmati allah swt.......
Sebagai makhluk ciptaan nya kita selalu diperintahkan untuk bersyukur kepada allah dengan nikmat yang telah di berikanNya. Bersyukur bisa kita wujudkan dalam bentuk takwa kepada Nya.  Sesuai firman Allah Swt.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan nabi agung Nabi Muhammad SAW. Yang telah menuntun kita ke jalan yang lurus jalan yang di ridhoi Allah SWT. Dan semoga kita kelak mendapat syafaatnya.
Teman-temanku yang moga senantiasa mendapatkan limpahan kebaikan dari Allah Ta’ala …

Allah Ta’ala mengingatkan agar kita tidak menuruti hawa nafsu seperti yang pernah diingatkan pada Nabi Daud ‘alaihis salam
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS. Shaad: 26)
Dalam ayat lainnya juga diingatkan,
فَلِذَٰلِكَ فَادْعُ ۖ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ ۖ
Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka.” (QS. Asy-Syura: 15)
Ketika kita melihat ayat diatas, ita diperintahkan untuk tidak mengikuti hawa nafs, kontek hawa nafsu disini adalah hawa nafsu yang mengarahkan kita ke arah yang di benci oleh Allah SWT. Sebenarnya manusia dengan hewan adalah sama-sama makhluk yang diciptakan oleh yang di berikan berupa nafsu atau hasrat, tetapi disini manusia mempunyai akal yang berguna untuk mengendalikan nafsu tersebut.karena dengan mengikuti hawa nafsu akan mengarahkan kita pada kerusakan. Nafsu jelek bisa mengantarkan pada kesyirikan. Nafsu jelek bisa mengantarkan pada malas beribadah karena lebih senang untuk tidur dibanding bangun untuk shalat shubuh. Nafsu jelek juga bisa mengantarkan pada maksiat dan amalan yang tidak ada tuntunan. Perilaku tersebut akan menjauhkan kita semua dari kata dan hahekat takwa, buat apa kita tampan, buat apa kita kaya tapi nafsu kita seperti syaitan seperti pantun di bawah ini



anak nelayan mengayuh sampan
mencari ikan ditengah lautan
buat apa berwajah tampan
bila nafsu di kendalikan syaitan.......
                                    anak nelayan dimakan buaya
                                    buaya kecil sebesar naga
                                    buat apa hidup di dunia
                                    kalau nafsu tak pernah terjaga.....
dari pantun diatas buat apa kita punya wajah tampan dan kaya kalau nafsu kita seperti syaitan, pesan lain adalah sebagai manusia yang mukmin kita harus mampu mengendalikan yang namanya nafsu, Oleh karenanya kita mesti mengendalikan hawa nafsu dan tidak mengikutinya terus. Bagaimana caranya? 

Pertama, Sholat dan membaca Alquran

pertama adalah Sholat dan membaca Alquran. Sudah banyak sekalin hadist ataupun sabda-sabda nabi yang garis besarnya yakni Sholat dapat menghindarkan kita dari perbuatan-perbuatan yang keji dan mungkar begitu juga ketika kita membaca Alquran. Dibulan ramadhan sendiri Allah berjanji melipatgandakan pahala bagi siapa saja yang rajin melakukan sholat dan membaca setiap huruf-huruf Alquran. Ketika kita Sholat dan membaca Alquran, Secara langsung hal itu dapat membersihkan hati kita dan tentunya dapat melawan hawa nafsu yang terbayang dibenak hati kita. Karena keutamaan Sholat dan membaca Alquran sudah dijamin oleh nabi akhir zaman yaitu Muhammad SAW dan Allah SWT jadi tidak perlu diragukan lagi.

Kedua,  Dzikir dan Sholawat

Dzikir dan Sholawat merupakan media yang tentunya dapat membersihkan hati dan jiwa kita dari hawa nafsu. Ketika kita berpuasa dan akan melakukan hal yang dapat membatalkan puasa serta mengurangi pahala dari ibadah puasa kita itu sendiri kita dapat mencegahnya dengan berdzikir dan bersholawat. Karena dengan itu kita selalu mengingat nama Allah dan tentunya kita akan dihindarkan oleh Allah SWT dari hawa nafsu kita sesuai perbuatan baik yang kita lakukan.

Ketiga, Menahan Mulut, Mata, dan Telinga kita dari hal-hal yang buruk

Komponen yang sangat penting dan perlu dijaga adalah panca indra kita yaitu Mulut, Mata, Telinga dari pengaruh luar yang dapat menyebabkan terjadinya hawa nafsu. Cara mengaplikasikanya dalam bentuk nyata untuk menahan hawa nafsu yaitu :
- Jagalah mulut kita dari kata-kata kotor dan sebaliknya selalu ucapkan dan lantunkan ayat alquran.
- Jagalah mata kita dari maksiat dan syahwat untuk melihat hal-hal yang cenderung menjerumuskan kita untuk melakukan hawa nafsu dan sebaliknya selalu gunakan mata dan penglihatan kita untuk melihat hal-hal yang baik sesuai tuntunan Rasulullah
- Dan yang terakhir jagalah telinga atau pendengaran kita dari hal-hal yang buruk atau kata-kata yang tidak sepantasnya kita dengarkan dibulan suci ramadhan dan sebaliknya selalu gunakan telinga dan pendengaran kita untuk mendengarkan lantunan suci ayat-ayat alquran

Keempat, Selalu ingat dan takut akan adzab Allah yang pedih

Saya pernah mengikuti sebuah pengajian dalam sebuah forum majelis, sesungguhnya ingatlah dan takutlah kepada Adzab Allah yang pedih agar kamu sekalian terhindar dari hal-hal buruk yang akan menipamu. Dari kutipan diatas saya ingin sedikit menjabarkan : Jika dalam menjalani ibadah puasa kita selalu ingat dan takut akan adzab Allah yang pedih maka hal itu dapat menjauhkan kita dari hawa nafsu.
Kelima: hindari berkumpul yang membuang-buang waktu
Maksud dari berkumpul-kumpul dengan nafsu adalah berkumpul tiada gunanya, membuang-buang waktu bahkan sampai meninggalkan kewajibannya sebagai kaum muslim. Hal ini sering sekali di lakukan, memang ketika kita sedang asyik bersama teman-teman dan berkumpul maka kewajiban-kewajiban sering kita duakan. Sesuai penjelasan dari firman Allah SWT. (QS. Al-'Ashr:1-3)

وَالْعَصْرِ
 إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
 إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
1.      Demi masa.
2.      Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3.      Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Keenam : Tidak mengetahui bahaya karena menuruti hawa nafsu
Padahal mengikuti hawa nafsu itu amat berbahaya, ketika kita lihat hawa nafsu hanya akan mengarahkan kita kepada kenikmatan yang bersifat sementara, ketika kita selalu menuruti nafsu itu maka yang ada aladalah kita akan jauh dari jalan Allah, seperti  membuat kita lalai dari kewajiban, terjerumus dalam dosa besar hingga berbuat syirik pada Allah.
ketujuh: Membiasakannya sejak kecil
yang terakhir adalah membiasakan perilaku itu di biasakan sejak kecil. Misalnya sebagai orang tua harus mendidik anaknya sejak kecil, mampu mengarahkan anaknya ke jalan Allah SWT. Dengan melakukan hal-hal di atas. Tetapi orang tua zaman sekarang, atau zaman now ini lebih menuruti keinginan anaknya bahkan memanjakan anaknya. Contonya ketika anak disuruh sholat subuh, anak itu beralasan “masih ngantuk” dan orang tuanya pun kasihan terhadap anaknya dan tidak tega memaksannya. Namun kalau anak meminta mainan, yang akan membuat anak rusak dan lalai, malah ketika itu dituruti.
Hati-hati terus mengikuti keinginan anak, karena ada yang sekedar nafsunya sehingga orang tua harus menimbang-nimbang manakah yang maslahat.
Demikian tausyiah ini, moga Allah menjauhkan kita dari hawa nafsu yang selalu membawa pada kesesatan.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

aplikasi BK

aplikasi BK
A.    Identitas Konseli

Nama                     : IR
Umur                     : 20
Jenis kelamin         :Perempuan
status                     : Mahasiswa

B.     Deskripsi masalah yang dikeluhkan (profil konseli)
IR adalah salah satu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sekarang duduk di semester 5, sebagai salah satu remaja yang normal proses sosialisasi itu wajib di miliki oleh seseorang, begitu pula dengan IR. suatu ketika IR bergabung atau mendaftar untuk menjadi sebuah organisasi, IR tidak meyangka kalau diorganisasi itu ia akan kenal dengan seorang cowok sebut saja namanya z, waktu semakin berjalan dan IR pun semakin dekat dengan si Z, suatu ketika Z ingin memutuskan untuk mendaftar CPNS di salah satu pulau di summatra, ujarnya “q mau fokus dulu untuk mengejar  atau menempuh karir, kalau kita jodoh pasti kita dipertemukan”  si IR pun meng iyakan ucapan Z, pada waktu itu ada seorang cewek F yang juga ngefans pada Z, IR pun tahu hal itu, karena Z ingin fokus terhadap karirnya maka Z sudah tidak menghubunginya, begitu pula dengan IR sebagai salah satu cewek, IR mempunyai pandangan bahwa harga diri saya akan jatuh kalau saya hubungi IR terlebih dahulu.
karena komunikasi yang tidak pernah mullai bermunculan perasaan perasaan negatif, fikiran yaang negatif pula, tanpa melakukan klarifikasi terlebih dahulu IR menganggap F adalah biang di balik hubungan IR dengan Z semakin renggang, IR berfikir bahwa Z tidak mau menghubungi IR karena sudah ada F yang mampu menggantikan posisi IR di hati Z, perasaan cemburu dan negatif itu membuat IR benci terhadap  F, padahal F adalah salah satu temannya dalam organisasi, perasaan benci ini membuat rasa profesionalisme dalam organisasi pecah, IR tidak mau berbicara dengan F, padahal F tidak tahu apa-apa, hal Ini semakin di perparah dengan IR yang hanya membaca pesan terakhir dari IR, perasaan kalut dan campur aduk pun muncul di tambah dengan kehadiran F, menambah panas perasaan dari IR, dan IR pun juga hanya memendam perasaan negatif itu tanpa mengukapkannya sehingga perasaan benci dan cemburu itu selalu muncul ketika membayangkan Z, dan pada saat bertemu dengan F.

C.     Kerangka kerja teoretik
ellis adalah salah satu tokoh yang membawa konsep ABCD (konsep REBT) dimana konsep tersebut menekankan pada cara berfikir klien (B) berikut penjelasaannya
A.    Adalah peristiwa, atau fakta yang dialami oleh seseorang kalau disini adalah IR yang di tinggal oleh Z dengan alasan persapan CPNS sehingga komunikasi yang terputus ditambah dengan hadirnya F
B.     belief, belief adalah cara berfikir untuk menanggapi respon A, yaitu mengarah ke irrasional dan rasional, ketika mengarah ke arah irrasional maka konseling pun dilakukan. dalam kasus ini IR menganggap putusnya komunikasi dengan Z semata-mata bukan karena Z ingin tes CPNS saja tetapi juga karena kedatangan F.
C.    consequence adalah akibat dari pola pikir irrasional, disini mengakibatkan IR menyalahkan F dan membenci F
D.    Disbuting atau bisa di kenal dengan proses konseling dan proses terapi dari konselor ke konseli
E.     efect akibat dari konseling yang di lakukan
F.     feeling atau perasaan baru yang muncul yang tentunya pola pikir yang rasional bukan irrasional.   

D.    Diagnosis
Permasalahan yang di hadapi oleh IR adalah keinginan IR untuk selalu berkomunikaasi dengan Z, akan tetapi  Z yang ingin fokus dengan karir sehingga memutuskan komunikasi ditambah dengan kedatangan F yang menambah buruk keadaan, sehingga menyebabkan IR mempunyai prasangka buruk terhadap f dan pemikiran buruk terhadap f sehingga muncul perasaan benci sehingga mengancam terputusnya tali persahabatan dalam organisasi.

E.     Prognosis
Apabila permasalahan IR tidak segera diselesaikan akan mengakibatkan IR semakin membenci F yang tidak tau apa-apa tentang hubungan IR dengan Z, selain itu perasaan dan prasangka yang tidak benar yang di pegang IR akan membuat IR membenci F di tambah dengan  pola perilaku IR yang memendam masalah yang dialaminya. peran konselor disini harus mampu mengendalikan fungsi atau cara berfikir IR yang salah, irrasional belief yang berkembang dlam diri IR membuat tumbuh perasaan-perasaan negatif di dalam diri IR ( consequence irrasional belief). selain itu konselor dlam menyelesaikan permasalahan IR yaitu harus terfokus pada kognitif yang nota bene mempengaruhi perilaku terhadap IR, konselor harus mengajak IR untuk berfikir positif terhadap fakta atas permasalahan yang dihadapi. konselor dalam membantu menyelesaikan permasalahan IR dengan tehnik Kognitif dengan cara-cara sebagai berikut :
1.      memperselisihkan perasaan irrasional, yang berguna untuk mengurangi kekuatan irrasional pada diri IR, contoh “mengapa saya harus menghubungi Z terlebih dahulu? saya kan cewek, masak menghubungi cowok duluankan saya punya harga dir”
2.      penerapan model ABC dalam doing homework assigment, misalnya dengan menggunakan imaginasi perasaan “ jika saya melakukan klarifikasi dan bertanya masalah ini kepada Z, atau menghubungi Z terlebih dahulu harga diri saya sebagai cewek tidak akan hancur”  
3.      mengubah pola bahasa. klien akan mengalami ketidakberdayaan terhadap masalahnya sendiri ketika ia menggunakan pola bahaasa yang salah yaitu distorsi negatif yang digunakan misal. “saya tidak mau bertanya terhadap Z terhadap maslah ini, karena saya takut kalau Z berfikir yang aneh-aneh terhaadap saya.
selain pendekatan secara teori konseling yang bersifat umum, didalam islam kekeliruan berfikir atau berprasangka buruk juga di bahas dalam Al Qur’an surat Al Hujurat ayat 12

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًۭا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌۭ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًۭا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌۭ رَّحِيمٌۭ
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah dari banyak berprasangka; Sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan dan keaiban orang, dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang mengumpat sebahagian yang lain. Adakah di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. (Oleh itu, patuhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertaqwalah kamu kepada Allah; Sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha Mengasihani.”(Surah Al-Hujurat, 49; Ayat 12)
Orang yang bersikap ‘suuzon’ (bersangka buruk) juga sama dosanya seperti memakan daging saudaranya yang telah mati. Jauhilah sifat penyakit hati ini karena juga dapat merugikan diri sendiri. Dengan menuduh orang melakukan perbuatan mungkar tanpa mempunyai bukti yang kukuh. Malah orang yang bersangka buruk itulah yang diagungkan sebagai orang yang hebat dan bijak.
dalam hal ini IR telah berfikir buruk karena berfikir bahwa Z sudah tidak memutus komunikasi dengan IR semata-mata bukan karena sibuk dan mempersiapkan diri untuk tes CPNS saja tetapi karena kedatngan F tanpa melakukan klarifikasi masalah.




  F.Tujuan konseling
            1. keterbukaan atas pengalaman yang dialami klien.
            2. mengubah pola fikir yang irrasional menjadi rasional sehingga  mampu    mengarahkan manusia yang bermartabat
3. menciptakan perasaan baru dari hasil konseling

F. Hasil layanan yang dicapai
Konseli mengalami perubahan sehingga konseli mampu berfikir positif terlebih dahulu dan berani melakukan klarifikasi masalah terlebih dahulu, sehingga konseli tidak lagi mengedepankan asumsi dan pemikiran yang negatif terhadap peristiwa yang dialami.

       

Catatan: