BANGUN DESA, 1 LANGKAH MEMBANGUN NEGERI



Bangun Desa, 1 Langkah Membangun Negeri

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang, sebagai salah satu negara yang sangat melimpah sumber daya alamnya memang menjadi sebuah perntanyaan besar bagi kita semua, apa penyebabnya? Bagaimana bisa terjadi? Mungkin itu semua jadi pertanyaan kita bersama. Di sisi lain banyaknya pengangguran membuktikan rendahnya sumber daya manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar kita. Seharusnya kita malu kita miskin di negara yang kaya raya.
Indonesia merupakan negara yang mayoritas daerah pedesaan. Kalau kita lihat bersama bahwa sumber daya alam di daerah pedesaan sangatlah melimpah tetapi sumber daya manusia yang masih bisa dikatakan rendah, begitu sebaliknya, sehingga dengan demikian dapat di katakan ada ketimpangan sumber daya manusia di sini. Maka dari itu masyarakat desa harus di adakan pendampingan pendampingan dalam memanfaatkan sumber daya dengan baik, sehingga sumber daya yang ada bisa menjadi sebuah anugrah bagi masyarakat bukan malah menjadi sebuah bencana. Mengapa saya katakan bencana, terkadang ada masyarakat desa yang tidak mencoba melestarikan sumber daya alam dengan baik, hal ini terbukti dengan adanya sejumlah masyarakat yang menangkap ikan dengan bom kimia dengan tujuan agar ikan-ikan mati, tetapi secara tidak sadar dapat mngganggu bahkan merusak tumbuhan karang di laut, contoh lain pantai merupakan salah satu pariwisata primadona di indonesia, tetapi terkadang bisa membawa sebuah bencana karena buruknya kesadaran akan sampah.
Disisi lain masyarakat daerah mempunyai etos kerja yang baik, kerja keras, gotong royong dan kebersamaan yang luar biasa. Ini yang bisa kita manfaat bersama yaitu bekerja dalam membangun desa untuk 1 langkah membangun negeri. Problem masyarakat pesisir adalah problem tekstur tanah yang tidak mendukung seperti masalah tanah yang mudah menyerap mengakibatkan tanah menjadi kering yang berakibat tidak begitu baik untuk pertanian, solusi terbaik adalah memanfaatkatkan metode tanam holticultura untuk menanam sayur mayur, buah buahan maupun sejenisnya, yang kedua adalah tanah yang mudah menyerap air di atasi dengan menggunakan plastik, caranya plastik besar di timbun kemudian dilapisi tanah, fungsi plastik ini adalah sebagai penampung air dan menahan agar tanah tetap basah. Metode ini dilakukan di daerah gunung kidul dan kulon progo. Metode di atas akan menambah tingkat keberhasilan karena bisa kita lihat sendiri  bahwa masyarakat desa mempunyai kekuatan besar berupa gotong royong dan kebersamaan. Jika potensi ini di kembangkan maka akan menjadi lahan masyarakat untuk menarik pemasukan ekonomi.
Selain hal di atas ada permasalahan yang penting yaitu tentang sampah, sampah sendiri di bedakan menjadi dua yaitu anorganik dan sampah organik. Terkadang masyarakat memandang sepele tentang perihal sampah, apabila tidak di lakukan penanganan dengan baik sampah akan menjadi berbahaya bagi masyarakat dapat menyebabkan pencemaran di laut dan dapat pula menjadi sarang penyakit. Solusi dari masalah ini adalah sampah annorganik bisa kita manfaatkan menjadi kerajinan, polyback, dan media verticultural dan sisanya yang lain bisa di jual agar menghasilkan uang. Polyback bisa di buat dari kantong plastik dan media verticultur bisa di buat dari botol air minum bekas. Jadi, disini kita bisa meminimalisir pengeluaran dengan memanfaatkan sampah anorganik yang ada. Sampah kedua adalah sampah organik, sampah organik tidak begitu menjadi sebuah masalah sebenarnya, tetapi bukan berarti kita membiarkan begitu saja, sampah organik karena bisa terurai bisa kita jadikan pupuk yang bagus untuk tanaman, dari disini kita benar benar menggunakan pupuk yang tidak merusak tanah, sekaligus mengurai ketergantungan pada pupuk kimia.
Saat ini di daerah yogyakarta ada terdapat komunitas dan kelompok masyarakat yang melakukan pengembangan tentang pengelolahan sampah, tujuan juga sama yaitu melakukan pemberdayaan masyarakat melalui sampah dan indonesia bebas sampah 2020. Seperti Komunitas Untuk Jogja (KUJ) Sebuah komunitas yang bergerak di bagian pengelolahan yang aktif melakukan sosialisasi dan pendampingan sampah dan pertanian ramah lingkungan. Misal di daerah Gunung Kidul, ada pula Bapak Dr. Aziz muslim, salah satu dosen Pengembangan Masyarakat Islam ini aktif melakukan sosialisasi dan kerap di undang sebagai narasumber untuk berbicara masalah sampah. Tak perlu jadi orang hebat, tapi jadilah orang yang mampu memberi minimal satu manfaat buat orang lain.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »