KONSEP ILMU
PENDIDIKAN ISLAM
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis
haturkan ke hadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan nikmat-Nya, penulia dapat menyesuaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu. Pembuatan makalah ini bertujian untuk memenuhi Tugas pada
Mata Ilmu Pendidikan Islam.
makalah yang kami tulis berjudul konsep ilmu pemdidikan islam di buat
dari referensi yang berkaitan dengan Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Dalam
pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rifa’I selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam dimana beliau telah memberikan
bimbingan dan arahan serta masukan dalam penulisan makalah kami ini. Selain
itu, kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan kepada seluruh pihak yang telah
mendukung dan bekerja sama dalam penyelesaiaan makalah ini, sehingga pembaca
dapat membaca makalah ini.
Demikian yang dapat penulis
sampaikan. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan seluruh
pembaca. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kririk dan saran membangun demi perbaikan makalah ini menuju lebih
baik.
Yogyakarta, 19 februari 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan
adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan, karena pendidikan
adalah sesuatu yang dapat menjadi pembangun, penuntun atau pembentuk diri dalam
kehidupan. Pendidikan juga dijadikan sebagai alat untuk mempersiapkan diri
menuju kepada kedewasaan dan sebagai pengembang potensi yang berada dalam diri.
Setiap
orang pasti membutuhkan pendidikan, dalam konteks ini pendidikan mempunyai tiga
fungsi utama yaitu fungsi integrative, fungsi egalitarian, dan pengembangan.
Ketiga fungsi pendidikan ini harus menjadi pegangan dalam melaksanakan
pendidikan secara nasional. Ini sejalan dengan apa yang telah digariskan dalam
Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Tim Pengembangan
Ilmu Pendidikan FIP-UPI Bag 1, 2007). Kajian yang akan dibahas dalam bab ini
adalah tentang ilmu pendidikan teoritas sehingga focus pengkajian
utama adalah pada konsep-konsep dasar tentang pendidikan, bukan pada
pelaksanaan atau praktik pendidikan.
Ilmu pendidikan islam adalah suatu yang tak
luput pentingnya untuk dipelajari, dalam menyusun suatu pendidikan tentulah
memerlukan konsep yang membangun terciptanya suatu ilmu pendidikan islam itu
tersendiri. Konsep adalah titik awal yang membawa suatu arti yang mewakili
beberapa objek, jadi disini konsep sangatlah penting dan sangatlah luas
cakupannya.
Oleh karena itu untuk lebih jelasnya penulis
membuat makalah mengenai “Konsep Ilmu Pendidikan Islam”
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pendidikan ?
2. Apa itu ilmu pendidikan islam?
3. Apa saja landasan pendidikan islam?
4. Bagaimana konsep pendidikan islam ?
5. Apa dasar-dasar ilmu pendidikan islam?
6. Apa saja funsi pendidikan islam ?
7. Urgensi pendidikan islam ?
C.
TUJUAN
1. Mengetahui arti pendidikan
2. Mengetahui apa itu ilmu pendidikan islam
3. Mengetahui apa saja landasan pendidikan
islam
4. Mengetahui apa konsep pendidikan islam
5. Mengetahui dasar-dasar ilmu pendidikan
islam
6. Mengetahui apa fungsi pendidikan islam
7. Mengetahui urgensi pendidikan islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan suatu sistem dan
proses yang melibatkan berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut adalah
komponen tujuan, pendidik, peserta didik, alat, lingkungan / lembaga, kurikulum
dan evaluasi.[1]Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (1962:166) adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia, pendidikan tidak hanya bersifat pelaku pembangunan, tetapi sering merupakan perjuangan, pendidikan berarti memelihara hidup tumbuh kearah kemajuan, tidak boleh melanjutkan keadaan kemarin menurut alam kemarin. Pendidikan adalah usaha kebudayaan yang berazaskan peradaban yakni memajukan hidup agar mempertinggi derajad kemanusiaan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia
pendidikan adalah sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu untuk
mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek tertentu
dan spesifik. Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada
setiap individu yaitu memiliki pola pikir, perilaku dan akhlak yang sesuai
dengan pendidikan yang diperolehnya.
Dari beberapa pengertian tersebut tentang
definisi pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan ialah bimbingan
yang diberikan kepada anak dalam masa pertumbuhan dan perkembanganya untuk
mencapai tingkat kedewasaan dan bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan,
membentuk karakter diri, dan mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang lebih
baik. Pendidikan juga biasa diartikan sebagai usaha dasar yang bertujuan untuk
menyiapkan peserta didik dalam belajar melalui suatu kegiatan pengajaran,
bimbingan dan latihan demi peranya dimasa yang akan datang.[2]
B.
PENGERTIAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Untuk
mengetahui arti ilmu pendidikan islam, maka terlebih dahulu perlu diartikan apa
pendidikan itu. Istilah pendidik dalam bahasa Indonesia, berasal dari kata
“didik”dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan” yang mengandung arti
“perbuatan” (hal, cara, dan sebagainya). [3]
Jadi pendidikan adalah kegiatan atau perbuatan memberikan bimbingan dari
pendidik kepada peserta didik.
Dalam
wacana keislaman, pendidikan lebih popular dengan istilah tarbiyah, ta’lim,
ta’bid, riyadhoh, irsyad, dan tadris. Dari masing-masing istilah tersebut
memiliki keunikan makna tersendiri ketika sebagian atau semuanya di sebut
secara bersamaan. Namun, kesemuanya akan memiliki makna yang sama jika disebut
salah satunya, sebab salah satu istilah itu sebenarnya mewakili istilah yang
lain. implikasinya, dari berbagai literature Ilmu Pendidikan Islam, semua
istilah itu terkadang digunakan secara bergantian dalam mewakili peristilahan
pendidikan islam.
Pendidikan
islam adalah suatu sisitem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan
yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana islam telah menjadi pedoman bagi
seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrowi.[4]
C.
KONSEP DASAR PENDIDIKAN ISLAM
Pembicaraan tentang konsep dasar
pendidikan islam ini mencakup pengertian istilah tarbiyah, ta’lim, ta’bid, dan
pendidikan islam. Analisis term ini dimaksudkan untuk mendapatkan konsep yang
lebih tepat tentang pendidikan islam.
a)
PENGERTIAN TARBIYAH
Abdurrahman
An-Nahlawi mengemukakan bahwa menurut kamus Bahasa Arab, lafal At-Tariyah berasal dari tiga kata,
Pertama
raba yarbu yang berarti bertambah dan bertumbuh. Makna ini dapat di lihat dalam
firman Allah pada QS. Ar-Rum (30):39 yang artinya
Dan suatu riba (tambahan) yang kalian berikan
agar dia menambah pada harta manusia, mkaa riba itu tidak menambah pada sisi
Allah. (QS Ar-rum (30): 39)
Kedua,
rabiya-yarba dengan wazan (bentuk) khafiya-yakhfa, yang berarti menjadi besar.
Ketiga,
rabba-yarubbu dengan wazan (bentuk) madda-yamuddu yang berarti memperbaiki, menguasai
urusan, menuntun menjaga dan memelihara.
Beberapa pengkaji telah menyusun definisi
pendidikan dari ketiga asal kata ini. Imam Al-Baidawi (wafat 685) dalam
tafsirnya Anwar At-Tanzil wa Asrar At-Ta’wil mengatakan makna asal Ar-Rabb
adalah At-Tarbiyah, yaitu menyampaikan sesuatu sedikit demi sedikit hingga
sempurna. Kemudian kata itu dijadikan sifat Allah sebagai muballaghah
(penekanan).
b)
PENGERTIAN TA’LIM
Istilah
ta’lim berasal dari kata dasar “aslama” yang beararti mengajar dan menjadikan
yakin dan mengetahui. Penggunaannya dalam pengajaran, si pengajar berusaha
untuk memindahkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada orang yang menerima
atau belajar dengan jalan membentangkan, memaparkan, dan menjelaskan isi
pengetahuan atau ilmu yang di ajarkan itu yang dinamakan dengan “pengertian”.[5]
Ta’lim
merupakan kata benda buatan (masdar) yang berasal dari kata allama. Sebagian
para pakar menerjemahkan istilah tarbiyah dengan pendidikan, sedangkan ta’lim
diterjemahkan dengan pengajaran.[6]
Sebagai
suatu istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pendidikan dikemukakan oleh
para ahli, antara lain
1.
Abdul
fatah jalal mengemukakan bahwa ta’lim adalah proses pemberian pengetahuan,
pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah, sehingga terjadi
penyucian (tazkiyah) atau pembersihan diri manusia dari segala kotoran yang
menjadikan diri manusia itu berada dalam suatu kondisi yang memungkinkan untuk
menerima al-hikmah serta mempelajari segala yang bermanfaat baginya dan yang
tidak diketahuinya. (jalal, 1977:17)
Berdasarkan
pengertian ini dipahami bahwa dari segi peserta didik yang menjadi sasaranya,
lingkup term at-ta’lim lebih universal di bandingkan dengan lingkup term
at-tarbiyah karena ta’lim mencakup fase bayi, anak-anak, remaja, bahkan orang
dewasa. Sedangkan at-tarbiyah khusus diperuntukkan untuk pendidikan dan pengajaran
fase bayi dan anak-anak.[7]
c)
PENGERTIAN TA’BID
Ta’bid
adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada
manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan
penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan
pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan
keberadaanya. Dengan demikian ta’bid lebih lengkap sebagai term yang
mendiskripsikan proses pendidikan islam yang sesungguhnya. Dengan proses ini
diharapkan lahir insan-insan yang memiliki integritas kepribadian yang utuh dan
lengkap.
Konsekuensi
akibat tidak dikembangkanya istilah ta’bid dalam konsep dan aktivitas
pendidikan islam menurut naquib berpengaruh pada tiga hal penting. Yaitu: pertama, kebiasaan dan kesalahan dalam
ilmu pengetahuan, yang pada gilirnya akan menciptakan kondisi yang kedua yakni giliranya adab dalam umat.
Kondisi yang timbul akibat yang pertama dan kedua adalah konsekuensi yang ke tiga, serupa bangkitnya pemimpin yang
tidak memenuhi syarat kepemimpinan yang abash di kalangan umat, karena tidak
memenuhi standar moral, intelektual, dan spiritual yang tinggi, yang dibutuhkan
bagi suatu kepemimpinan pengendalian yang berkelanjutan atas urusan-urusan umat
oleh pemimpin-pemimpin seperti mereka yang menguasai seluruh bidang kehidupan
d)
DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Dasar
pendidikan islam identic dengan dasar ajaran Islam itu sendiri. Keduanya
berasal dari sumber yang sama yaitu Al-Qur’an dan hadits. Kemudian dasar tadi
dikembangkan dalam pemahaman para ulama’ dan lain sebagainya.[8]
1.
Al-Qur’an
Al-qur’an
dijadikan sumber pertama dan utama dalam pendidikan islam, karena nilai absolut
yang terkandung di dalamnya yang datang dari Tuhan. Umat islam sebagai umat
yang dianugrahkan Tuhan suatu kitab Al-qur’an yang lengkap dengan segala
petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal. Apabila
diamati secara mendalam, prosentase akan ajaran-ajaran yang berkenaan dengan
keimanan (aqidah) tidak banyak porsinya dibandingkan dengan proposentase akan
ajaran tentang amal perbuatan. Hal ini menunjukkan bahwa amala itulah yang
banyak dilaksanakan, sebab semua amal perbuatan manusia hubunganya dengan
Tuhan, dirinya sendiri, sesame manusia (masyarakat), alam sekitarnya dengan mahluk
lainya kesemuanya masuk dalam ruang lingkup amal saleh (syariah), namun bukan
berarti menafikan urgensi keimanan dalam islam. Dengan kata lain bahwa
Al-qur’an mencakup dua aspek besar dalam kehidupan manusia, yakni aqidah dan
syari’ah.
2.
As-sunnah
Menurut
bahasa sunnah adalah tradisi yang biasa dilakukan atau jalan yang dilalui baik
yang terpuji maupun yang tercela. As-sunnah adalah sesuatu yang dinukilkan
kepada Nabi SAW, berupa perkataan, perbuatan, taqrir atau ketatapannya dan yang
lain itu. Amalan yang di kerjakan rosul dalam proses perubahan sikap
sehari-hari menjadi sumber pendidikan islam, karena Allah telah menjadikannya
teladan bagi umatnya. Sunnah juga berisi aqidah dan syari’ah. Sunnah berisi
petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya,
untyuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertaqwa.
Sehingga rasul menjadi guru dan pendidik utama.
3.
Kata-kata sahabat
Sahabat
adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi SAW. Dalam keadaan beriman dan
mati dalam keadaan beriman juga. Para sahabat memiliki karakteristik yang unik
di bandingkan dengan kebanyakan orang.
Upaya
sahabat dalam pendidikan islam sangat mnentukan bagi perkembangan pemikiran
dewasa ini. Upaya yang dilakukan Abu Bakar misalnya, mengumpulkan mushaf yang
dijadikan sebagai sumber utama pendidikan islam; meluruskan keimanan masyarakat
dari pemurtadan dan memerangi pembangkangan dari pembayaran zakat. Sedangkan
yang dilakukan umar bin khatib sehingga is disebut sebagai bapak revolusioner
terhadap ajaran islam. Tindakanya dalam memperluas wilayah islam, dan membangun
strategi dan perluasan pendidikan islam dewasa ini. Sedangkan usman bin affan
berusaha untuk menyatukan sistematika berfikir ilmiah dalam menyatukan susunan
Al-qur’an dalam satu mushaf, yang berbeda antara musha satu dengan mushaf yang
lainya. Sementara ali bin abi thalib banyak merumuskan konsep-konsep kependidikan
seperti bagaimana seyogia nya etika peserta didik terhadap pendidiknya,
bagaimana ghirah pemuda dalam belajar, dan demikian sebaliknya.
4.
Kemaslahatan umat/ sosial (maslahah mursalah)
Maslahah
mursalah adalah menetapkan undang-undang, peraturan dan hukum tentang
pendidikan dalam hal-hal yang sama sekali tidak disebutkan dalam nashdengan
pertimbangan kemaslahatan hidup bersama, dengan bersendikan asas menarik
kemaslahatan dan menolak kemadhartan.
Para
ahli pendidikan berhak menentukan undang-undang atau peraturan pendidikan islam
sesuai dengan kondisi lingkungan dimana ia berada.
5.
Tradisi atau adat kebiasaan masyarakat (‘urf)
‘urf
atau kebiasaan adalah kebiasaan masyarakat, baik berupa perkataan maupun
perbuatan yang dilakukan secara kontinu dan seakan-akan merupakan hukum
tersendiri, sehingga jiwa merasa tenang dalam melakukannya karena sejalan
dengan akal dan diterima oleh tabiatdan sejahtera. Nilai tradisi setiap
masyarakat merupakan realitas yang multikompleks dan dialektis. Nilai-nilai itu
mencerminkan kekhasan masyarakat sekaligus sebagai pengejawantahan nilai-nilai
universal manusia. Nilai-nilai tradisi dapat dipertahankan sejauh di dalam diri
mereka terdapat nilai-nilai kemanusiaan. Nilai-nilai tradisi yang tidak lagi
mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan, maka manusia akan kehilangan martabatnya.
6.
Hasil pemikiran para ahli dalam islam (ijtihad)
Ijtihad
dalam aplikasinya dapat meliputi seluruh aspek ajaran islam, termasuk di
dalamnya aspek pendidikan. Karena pada prinsipnya ijtihad di aplikasikan dalam
hal-hal yang terus berkembang yang perlu penalaran atau pemikiranulang yang
lebih komprehensif dalam dinamika kehidupan masyarakat. Dan pendidikan
merupakan satu aspek kehidupan yang sangat urgent dalam masyarakat, yang akan
senantiasaberkembang sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin bergerak
maju dan cepat. Akibatnya dengan sangat mendesak perlu adanya suatu jalan
penghubung yang dapat menghantarkan aspek-aspek pendidikan seperti isi atau
materi, metode, system dan yang lainya ini pada dunianya yang semakin maju agar
dapat membawa masyarakat kepada sebuah peradaban yang lebih manusiawi dan
islami. Sebagai realisasi ajaran islam dari Al-qur’an dan sunnah yang masi
global, demi tercapainya tujuan pendidikan islam.
Dari
pengertian di atas,, maka ijtihad menjadi sangat penting dan diperlukan dalam
dunia pendidikan. Ijtihad tidak berarti dekonstruksi nilai-nilai, budaya dan
tatanan lama yang sudah ada, melainkan merekontruksi atau memelihara “yang
lama” yang baik dan mengambil tatanan “yang baru” yang lebih baik.
e)
FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM
Fungsi
pendidikan islam adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat memungkinkan
tugas-tugas pendidikan islam tersebut tercapai dan berjalan dengan lancar.
Penyediaan fasilitas ini mengandung arti dan tujuan yang bersifat structural
dan institusional.[9]
Menurut
kurshid ahmad, yang dikutip Ramayulis fungsi pndidikan islam adalah sebagai
berikut :
1. Alat untuk memelihara, memperluas dan
menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial, serta
ide-ide masyarakat dan bangsa.
2. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi
dan perkembangan yang secara garis besarnya melalui pengetahuan dan skill yang
baru ditemukan, dan melatih tenaga-tenaga manusia yang produktif untuk
menemukan perimbangan perubahan sosial ekonomi.[10]
3. Fungsi Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT.
4. Fungsi Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk
mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
5. Fungsi Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya .
6. Fungsi Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta
didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan
sehari-hari.
7. Fungsi Pencegahan,
yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain
yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
seutuhnya.
8. Fungsi Pengajaran
tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nyata),
sistem dan fungsionalnya.
9. Fungsi Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang
memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
bagi orang lain.
f)
URGENSI PENDIDIKAN ISLAM
guna mencapai kesejahteraan hidup
sebagai wujud peribadatan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. ayat yang pertama
kali diturunkan oleh Allah SWT adalah berkaitan tentang urgensi pendidikan,
yakni iqra’, perintah membaca.Hasil usaha belajar membaca ayat-ayat
qur’aniyah, dapat menghasilkan ilmu agama seperti fikih, tauhid, akhlak dsb.
Sedangkan hasil dengan usaha membaca ayat-ayat kawniyah, dapat
menghasilkan sains seperti fisika, biologi, kimia, astronomi dan semacamnya.
Intinya ilmu yang bersumber dari ayat-ayat qur’aniyah dan kawniyah, harus
diperoleh melalui proses belajar membaca.
g)
KARAKTERISTIK PENDIDIKAN ISLAM
o Penekanan pada pencarian ilmu pengetahuan,
penguasaan dan pengembangan atas dasar ibadah kepada Allah, yang merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan
pada prinsipnya berlangsung seumur
hidup (life long education).
o Sebagai suatu ibadah, maka dalam
pencarian, penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam pendidikan Islam sangat
menekankan pada nilai-nilai
akhlak.
o Pengakuan pada potensi dan kemampuan
seseorang untuk berkembang dalam suatu kepribadian.
o Pengamalan ilmu pengetahuan atas dasar
tanggungjawab kepada Tuhan dan masyarakat.
o Rabbaniyah yaitu
seluruh aspek pendidikan Islam bersandarkan sepenuhnya pada nilai Rabbaniyah
yang terjabarkan dari kitabullah dan
sunnah Rasulullah SAW.
o Syamilah (baik
sistem, arah dan muatannya). bahwa pendidikan
Islam dibangun dengan memperhatikan segala aspek terkait dengan
kehidupan, baik keseluruhan aspek pada diri individu (aqal, ruh dan jasad),
maupun dalam kerangka hubungan individu dengan masyarakat, alam dan al-Khaliq.
Pendidikan Islam tidak mengenal pemisahan, bahkan sangat mencela pandangan
yang parsialistik (penggalan).
o Marhaliyah
(metodenya). Seluruh tabi’at alam terjadi secara bertahap. Demikian pula
perkembangan fisik dan psikis manusia.
Oleh karena itu metode pendidikan Islam juga dibangun dengan sifat-sifat tersebut, bertahap mengikuti
perkembangan kematangan manusia.
o Murunah (penerapannya).
Dalam aplikasinya pendidikan Islam disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang melatarbelakangi dan
melingkupi objek dan subjek pendidikan dalam mengoptimalisasi hasil.
o Istimrariyah
(keterlibatannya). Proses pendidikan Islam tidak mengenal istilah “usai”.
Karena setiap individu wajib belajar
sepanjang hayatnya (long life
education).
o Tanmawiyah (metode,
pola dan peralatannya). Islam memberikan peluang untuk memperbaharui metode dan
gaya pendidikan sejalan dengan penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan,
selama sejalan dengan prinsip dasar Islam. ketujuh,Fardhiyah (sifatnya).
Islam mewajibkan setiap individu untuk
menuntut ilmu. Implikasi dari kewajiban ini
berarti melibatkan semua pihak untuk mempersiapkan segala perangkat
sarana dan perlengkapan pendidikan dengan
sebaik-baiknya
o Fardhiyah (sifatnya).
Islam mewajibkan setiap individu untuk
menuntut ilmu. Implikasi dari kewajiban ini
berarti melibatkan semua pihak untuk mempersiapkan segala perangkat
sarana dan perlengkapan pendidikan dengan
sebaik-baiknya
[1] Bukhari umar, IlmuPendidikan
Islam (Jakarta: Amzah, 2010)hlm 51.
[3] Ramayulis, Ilmu Pendidikan
Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), hlm 1.
[4]M.arifin,Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi
Aksara, 2006),hlm 8.
[5] Muhammad muntahibun nafis, Ilmu
Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2011)hlm 8.
[6] Muhammad muntahibun nafis, Ilmu
Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2011)hlm 9.
[7] Bukhari umar, IlmuPendidikan
Islam (Jakarta: Amzah, 2010)hlm 23-24.
[8] Jalaludin, dan said usman, filsafat
pendidikan islam ; konsep dan perkembangan pemikirannya (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1999), hlm 37
[9] Abd.mujib,ilmu pendidikan
islam (Jakarta: kencana, 2010),hal 68.
[10] Abd.mujib,ilmu pendidikan
islam (Jakarta: kencana, 2010),hal 69.
EmoticonEmoticon